Blog Archive
Senin, 08 Desember 2014
TEKNIK PENGUTIPAN
Kutipan atau catatan
pustaka adalah pernyataan atau keterangan yang diambil dari teks acuan. Fungsi
kutipan adalah memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah
dan sebagai pernyataan bahwa pendapat yang dikemukakan mempunyai dasar yang
dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, pencantuman sumber dan pengarang
yang pendapatnya dikutip dianggap sebagai pertanggungjawaban moral orang yang
mengutip. Buku atau karya yang dikutip dalam kutipan harus ditulis dalam daftar
rujukan.
Ada beberapa teknik pengutipan dalam penulisan karya ilmiah. Teknik-teknik
tersebut mempunyai ciri-ciri khusus. Penulis harus konsisten dengan teknik yang
dipilih agar tidak membingungkan pembaca.
Penting untuk diingat bahwa pengutipan merupakan bagian argumentasi yang
dikemukakan pengarang. Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang digunakan
untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan penulis (Keraf, 1982:3).
Penulis menyertakan fakta-fakta kemudian merangkainya sehingga argumentasi atau
pendapat yang dikemukakan kuat dan meyakinkan.
4.1 Kutipan
Di bawah ini diuraikan teknik-teknik pengutipan.
4.1.1 Kutipan Langsung
(1) Kutipan yang berisi empat puluh kata atau lebih
ditulis tanpa tanda kutip dan terpisah dari teks yang mendahului. Kutipan
tersebut ditulis sekitar 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan teks
halaman. Penulisan teks kutipan menggunakan spasi tunggal.
Contoh:
Martaniah (1984:148) menyimpulkan hal tersebut sebagai berikut.
Dalam penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam motif berkuasa antara remaja yang tinggal di kotamadya,
di kota kabupaten, dan di desa. Jadi, hipotesis yang dikemukakan penulis
terbukti. Akan tetapi, sebetulnya yang dimaksud oleh penulis tidak hanya sama
tingginya, tetapi sama tinggi pada skala tingkat atas. Menurut hasil penelitian
ini, motif berkuasa remaja Jawa sama tinggi, tetapi pada skala tingkat bawah
karena motif berkuasa pada semua kelompok tersebut di bawah rerata total.
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa motif berkuasa remaja Jawa yang
diteliti adalah rendah.
(1) Kutipan yang memuat kurang dari empat puluh kata
ditulis di antara tanda kutip yang terpadu dengan teks, kemudian
diikuti nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat
terpadu dengan teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman yang ditempatkan dalam tanda kurung. Jika terdapat tanda
kutip dalam kutipan, dipergunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Avika (2005:5) menyimpulkan
“ada pengaruh yang signifikan antara kasih sayang yang diberikan orang tua dan
tingkah laku anak”.
Cara lainnya sebagai berikut.
Kesimpulan penelitian
ini adalah “ada pengaruh yang signifikan antara kasih sayang yang diberikan
orang tua dan tingkah laku anak” (Avika, 2005:5).
Contoh:
Dalam penelitian tersebut disimpulkan “terdapat
berbagai realitas yang dapat ditelusuri dari ‘bahasa’ yang digunakan
sehari-hari” (Avika, 2005:12).
4.1.2 Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dikemukakan dengan bahasa dan
gaya penulis. Penulisannya tanpa tanda kutip dan terpadu dengan teks.
Nama pengarang bahan kutipan dapat ditulis terpadu dalam teks atau ditulis
dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Lebih lengkap dan lebih baik hasilnya
jika nomor halaman disebutkan juga. Uraian di bawah ini dapat dicermati.
(1) Jika nama pengarang ditulis sebelum
kutipan
Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan, perlu
dibuat lebih dahulu pengantar kalimat yang relevan, kemudian nama akhir
pengarang, tahun terbit, tanda titik dua, dan nomor halaman di dalam tanda
kurung.
Contoh:
Selanjutnya, Sargent (1987:2) menjelaskan bahwa
ideologi adalah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh kelompok tertentu.
(2) Jika nama pengarang ditempatkan setelah
kutipan
Contoh:
Ideologi adalah sistem nilai atau keyakinan yang
diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu (Sargent, 1987:2).
(3) Jika pengarang merujuk pendapat pengarang
lain
Penulisannya sama seperti cara-cara di muka,
tetapi tahun dan nomor halaman buku asli tidak ditulis.
Contoh:
Buku rujukan (Tarigan, 1984:32) berbunyi:
Kemampuan membaca sepintas ini bermanfaat. Oleh
karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya
(Burmeister, 1978:296).
Cara mengutipnya sebagai berikut.
Burmeister (Tarigan, 1984:32) berpendapat bahwa
kemampuan membaca sepintas bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan
keterampilan ini kepada anak didiknya.
Berikut ini cara lainnya.
Kemampuan membaca sepintas ini bermanfaat. Oleh
karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya
(Burmeister dalam Tarigan, 1984:32).
Perhatikan penggunaan kata dalam!
(4) Jika sebuah kutipan diambil dari dua buku
rujukan atau lebih karena isinya kurang lebih sama, di antara sumber rujukan
ditulis tanda titik koma (;).
Contoh:
Diperlukan unsur-unsur penunjang bentuk-bentuk
arsitektur untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis (Ali, 1984:6;
Gani, 1985:17; Wawan, 1986:54).
(5) Jika ada dua pengarang, kedua nama akhir
pengarang dicantumkan dengan urutan seperti yang terdapat pada buku sumber dan
dihubungkan dengan kata dan, diikuti tanda kurung yang berisi tahun
terbit, titik dua, dan nomor halaman.
Contoh:
Selanjutnya, Eman dan Fauzi (1970:18) menyatakan bahwa tenaga mesin itu
dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh karena itu, masalah ketenagakerjaan
menjadi masalah yang serius pula.
Di bawah ini cara pengutipan yang lain.
Pada bagian ini dikemukakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian
tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang
serius pula (Eman dan Fauzi, 1970:18).
(6) Jika pengarang lebih dari dua orang, nama
akhir pengarang pertama diikuti dengan singkatan dkk. (singkatan dari dan
kawan-kawan).
Contoh:
Tentang hubungan antara arsitektur dan arsitek, Sularko dkk. (1982:10)
menyatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan antara ilmu dan seni, sedangkan
arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga melahirkan bentuk-bentuk
arsitektur yang beraneka ragam.
4.2 Catatan Kaki
Catatan
kaki ialah keterangan mengenai kata atau ungkapan di dalam teks yang
dicantumkan pada margin bawah halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf lebih
kecil daripada huruf di dalam teks) untuk menambah referensi uraian dalam
naskah pokok. Pada artikel, catatan kaki biasanya hanya digunakan untuk menerangkan
identitas penulis artikel.
Hal-hal yang perlu
diketahui dalam kaitannya dengan catatan kaki adalah sebagai berikut.
(1) Catatan kaki berfungsi sebagai
pemberi keterangan tambahan yang bersifat umum atau yang berasal dari sumber
lisan.
(2) Maksud pembuatan catatan kaki yang berdiri
sendiri dan tidak dimasukkan ke dalam uraian adalah agar perhatian pembaca
tidak beralih dari pokok bahasan.
(3) Catatan kaki ditempatkan pada bagian bawah
halaman. Ada juga yang ditempatkan pada akhir tulisan. Catatan kaki yang
ditempatkan pada bagian bawah halaman perlu diperhitungkan tempatnya agar tidak
melampaui margin bawah. Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis
sepanjang empat belas ketukan dari margin kiri. Garis pemisah itu berjarak dua
spasi dari baris terakhir teks dan dua spasi dari nomor catatan kaki yang
pertama.
(4) Isi catatan kaki ditulis turun setengah
spasi dari nomor catatan kaki dan ditulis dengan jarak antarbaris satu spasi.
Jarak antara dua nomor catatan kaki adalah dua spasi.
(5) Pada karya ilmiah yang terdiri atas
beberapa bab, nomor catatan kaki diurutkan dalam setiap bab. Apabila terjadi
pergantian bab, penomoran dimulai dari nomor satu lagi.
(6) Nomor catatan kaki dalam teks diletakkan
langsung di belakang huruf terakhir pernyataan yang diberi catatan dengan
menaikkan setengah spasi.
Contoh:
Ani merupakan anak semata wayang¹ sehingga dimanja oleh orang
tuanya.
(7) Catatan kaki yang lebih dari dua baris
ditulis dengan satu spasi.
(8) Penulisan catatan kaki dimulai dari nama
akhir pengarang, judul rujukan, kota tempat penerbitan, penerbit, tahun, dan
nomor halaman.
Pada catatan kaki terdapat singkatan-singkatan yang mempunyai fungsi
tertentu. Singkatan tersebut berasal dari bahasa asing sehingga artinya perlu
dipahami lebih dahulu.
(1) Ibid. (singkatan dari Ibidium, artinya sama
dengan yang sudah disebutkan di atas). Singkatan itu digunakan untuk
catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya tanpa
diselingi oleh perujukan sumber lain. Huruf pertama ditulis dengan huruf
kapital, kemudian diikuti tanda titik (.), kemudian koma (,), lalu nomor
halaman.
(2) Jika yang dirujuk berada pada halaman yang
berbeda, digunakan singkatan Op. cit (singkatan dari opere
citato yang artinya karangan yang telah dikutip) dengan diikuti
nomor halaman yang dirujuk.
(3) Loc.cit (singkatan dari loco citato yang artinya pada
tempat yang dikutip) digunakan jika merujuk karya yang telah dirujuk
sebelumnya pada halaman yang sama dan telah diselingi oleh sumber lain.
Contoh:
¹Kaelan. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Paradigma.
1998. hal. 8.
²Ibid. Artinya adalah rujukan nomor 2 merujuk
halaman yang sama dengan rujukan nomor 1.
4.3 Daftar Rujukan
Daftar
rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lain
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang
dibaca tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan. Semua
bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan
dalam daftar rujukan.
Daftar
rujukan dapat berupa buku, makalah, artikel, atau bahan-bahan lain, misalnya
makalah hasil lokakarya, seminar, artikel dari internet, dan hasil penerbitan
suatu lembaga. Kata rujukan berasal dari bahasa Arab, ro-ja-‘a
yang secara harfiah berarti kembali. Dengan demikian, rujukan berarti tempat
melihat kembali bahan-bahan atau bacaan yang dikutip. Bagian-bagian
yang ditulis dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:
(1) nama pengarang ditulis dengan urutan nama
akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik;
(2) tahun penerbitan;
(3) judul (termasuk subjudul);
(4) tempat atau kota penerbitan;
(5) nama penerbit.
4.3.1 Rujukan berupa buku
4.3.1.1 Pengarang
(1) Jika pengarang hanya satu orang, penulisan rujukan sebagai
berikut:
Contoh:
Alatas, Syed Hussen. 1988. Intelektual
Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Schiffrin, D. 1993. Approaches to
Discourse. Oxford: Blackwell.
Usman, Muchlis. 1996. Kaidah-Kaidah Ushuliyah
dan Fiqhiyah: Pedoman Dasar dalam Istinbath Hukum Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Nama pengarang dalam daftar rujukan dapat disingkat.
Perhatikan contoh berikut!
Alatas, S. 1988. Intelektual Masyarakat
Berkembang. Jakarta: LP3ES
(2) Jika pengarang terdiri atas dua pengarang, penulisan rujukan
sebagai berikut.
Contoh:
Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 1990. Komunikasi
Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Chaer, Abdul dan
Agustina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Halliday, M.A.K. dan Hasan, Ruqaiya. Tanpa tahun. Bahasa,
Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial.
Terjemahan oleh Asrudin Barori Tou. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(3) Jika nama pengarang lebih dari dua
orang, nama pengarang pertama yang ditulis, lalu singkatan dkk. (dan
kawan-kawan).
Contoh:
Wardani,
I.G.A.K. dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
(4) Penulisan
nama pengarang yang terdiri atas dua kata atau lebih dimulai dengan nama
akhir, diikuti tanda koma, kemudian nama pertamanya.
Contoh:
Soegito menjadi Soegito.
Sri Retnowati Wigati menjadi Wigati,
Sri Retnowati atau Wigati, S. R.
Norman Fairclough menjadi
Fairclough, Norman atau Fairclough, N.
(5) Urutan nama Tionghoa
tidak dibalik karena unsur nama pertama Tionghoa merupakan nama keluarga.
Contoh:
Liem Swie King tetap Liem Swie
King.
(6) Jika beberapa buku yang
diacu ditulis oleh pengarang yang sama, nama pengarang tetap ditulis
secara utuh, lalu diakhiri dengan tanda baca titik, tahun terbit, dan
seterusnya.
Contoh:
Suhartono. 2000. Pengantar Psikolinguistik.
Surabaya: Unesa Press.
Suhartono . 2001. Pertuturan.
Surabaya: Bina Ilmu.
Suhartono . 2002. Jurnalistik. Surabaya:
Aksara Kata.
4.3.1.2
Tahun Terbit
(1) Jika beberapa rujukan ditulis oleh
seorang penulis dalam tahun yang sama, urutannya didasarkan pada urutan
abjad judul buku dengan ciri pembeda huruf sesudah tahun terbit.
Contoh:
Fairclough, Norman. 1995a. Critical Discourse
Analysis. London: Longman.
Fairclough, Norman. 1995b. Media Discourse.
London: Edward Arnold.
(2) Jika rujukan yang digunakan tidak
menyebutkan tahun terbit, tahun terbit ditulis dengan Tanpa Tahun.
Contoh:
Sumargono, Achmad. Tanpa Tahun. Pengantar
Biokimia. Malang: Aneka.
4.3.1.3 Judul
(1) Judul buku ditulis sesudah tahun terbit,
diakhiri dengan tanda titik, dan dicetak miring atau garis bawah pada masing-masing
kata. Jika pada judul terdapat anak judul, di antaranya ditulis tanda titik
dua.
Contoh:
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (terjemahan Alwiyah
Abdurrahman). Bandung: Kaifa.
Gardner, Howard. 1985. Frames of Mind: The
Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
Rose, Colin. 1985. Accelerated Learning. New York: Dell Publishing
Co.
(2) Judul artikel, laporan penelitian,
makalah, skripsi, atau tesis ditulis di antara tanda petik.
Contoh:
Suyitno. 2004. “Pengembangan Pola Pembinaan dan
Peningkatan Disiplin Guru”. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program
Pascasarjana Unesa.
(3) Keterangan yang menyertai judul (misalnya:
jilid, edisi, terjemahan) ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan
tanda titik.
Contoh:
Kridalaksana, H. 1988. Kamus Linguistik.
Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.
(4) Jika rujukan berupa karya terjemahahan, nama pengarang asli ditulis paling awal, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, nama tempat penerbitan, dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkam, digunakan kata tanpa tahun.
Contoh:
Glaser, Barney dan Strauss, Ansem L. Tanpa Tahun. Penemuan
Teori Grounded: Beberapa Strategi Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh
Abd. Syukur Ibrahim. 1984. Surabaya: Usaha Nasional.
(5) Jika rujukan berupa buku
kumpulan artikel (ada editornya), setelah nama pengarang ditambahkan singkatan
Ed. jika editornya satu orang dan Eds. jika editornya lebih dari satu
orang. Dalam BI editor disebut penyunting.
Contoh:
Purwo, Bambang Kaswanti (penyunting). 1992. PELLBA
5: Bahasa, Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
Leteridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual
Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.
Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). 1996.
Bahasa dan Kekuasaan. Bandung:
Mizan.
(6) Jika rujukannya adalah artikel dalam
buku kumpulan artikel, judul artikel ditulis di antara tanda petik ganda.
Setelah titik, digunakan Dalam dan seterusnya.
Contoh:
Hooker, Virginia
Matheson. 1996. “Bahasa dan Pergeseran Kekuasaan di Indonesia: Sorotan terhadap
Pembakuan Bahasa Indonesia”. Dalam Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.).
Bahasa dan Kekuasaan. Bandung: Mizan.
4.3.1.4 Nama Kota dan Penerbit
(1) Nama kota
ditulis setelah judul, diikuti tanda titik dua (:).
Contoh:
.Surabaya:
.Jakarta:
.Surabaya:
(2)
Nama kota diikuti nama
penerbit buku.
Contoh:
.Surabaya: Usaha Nasional.
.Jakarta: Gramedia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4.3.2 Rujukan dari koran atau majalah
(1)
Nama pengarang ditulis paling
awal, lalu diikuti tanggal, bulan, dan tahun terbit.
(2)
Judul artikel yang dikutip
ditulis dengan cetak biasa dan berhuruf besar pada setiap awal kata, kecuali
kata tugas.
(3) Nama majalah ditulis dengan huruf kecil,
kecuali huruf pertama setiap kata dan ditulis miring. Nomor halaman disebut
pada bagian akhir.
(4)
Judul artikel ditulis di
antara tanda petik dua (“).
Contoh:
Kompas. 17 Agustus, 2005. “Interpretasi
Proklamasi”, hal. 8.
Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. “Krisis Energi.” Jawa
Pos, hal. 4.
Mujani, Saiful. 2000. “Tanggung Jawab
Politik Santri”. TEMPO, edisi 6-12 November.
4.3.3 Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah dan Suatu Lembaga
Contoh:
BP-7 Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 1988. Buku
Serapan Bahan Penataran P-4, UUD 1945, GBHN. Surabaya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Surabaya: Usaha Nasional.
4.3.4
Rujukan dari Internet
4.3.4.1 Rujukan dari Internet Berupa Karya
Individual
(1) Nama pengarang ditulis seperti aturan
bahan cetak, diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), volume atau nomor, dan diakhiri
dengan alamat sumber rujukan dengan disertai tulisan waktu pengaksesan
dalam tanda kurung.
Contoh:
Graham, J.L. 2000. A Survey of LES Online
Journals, 1999-2000: Learning Analysis, (Online), (http://journal.ed.learn.mu.uk/analysis/analysis.html,
diakses 15 Agustus 2002).
4.3.4.2 Rujukan dari Internet Berupa Artikel Jurnal
(1) Nama pengarang ditulis seperti aturan
bahan cetak, diikuti tahun dan judul artikel.
(2) Kemudian, nama jurnal (dicetak miring)
dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan dengan disertai keterangan waktu
pengaksesan dalam tanda kurung.
Contoh:
Hanafi, Hasan. 1997. Kepribadian Ganda. Jurnal
Psikologi, (Online), Jilid 2, No.6, (http//www.surabaya.ac.id, diakses 20
Juni 1998).
4.3.4.3 Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tanggal, bulan,
tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam
tanda kurung (Online), kemudian diakhiri dengan alamat e-mail sumber
rujukan dengan disertai keterangan waktu pengaksesan yang ditulis di antara
tanda kurung.
Contoh:
David, E. 10 Desember 1994. Summary of Citing
Internet Sites. EDUCATION Discussion List, (Online), (NETRRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu,
diakses 28 Desember 1994).
4.3.4.4 Rujukan dari Internet Berupa E-mail
Pribadi
Penulisannya
diawali dengan nama pengirim e-mail (jika ada); diikuti keterangan dalam
kurung (alamat e-mail pengirim); kemudian tanggal, bulan, tahun, dan topik isi
bahan (dicetak miring); lalu nama yang dikirimi e-mail dengan
disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Aliyah, S. (unesa-sby@indo.net.id).
01 Januari 2005. Artikel untuk JPN. E-mail kepada Tom Haris (th@sby.ywcn.or.id).
Raharjo, M. (mr@uwts.edu.au).
12 Maret 2002. Behind the Fact. E-mail kepada Fitriyah Auliyah
(fia@usq.edu.au).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar