Rabu, 29 April 2015


*oleh: Dwini Yunar Vini Agusti



Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.  Menurut George R. Terry : pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut Sondang P. Siagian : pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Menurut James A. F. Stoner : pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada. Dalam sebuah kehidupan, manusia harus bisa menjadi seorang pengambilan keputusan. Terdapat beberapa model pengambilan keputusan seperti:

1.       Korporaisme
Model ini lahir dari teori korporatis, sehingga dalam mengambil keputusan harus melihat kepentingan orang-orang yang bersangkutan.
2.       Profesionalisme
Keputusan diambil oleh kaum profesional karena dianggap jika yang mengmbil keputusan adalah orang yang profesional maka keputusan tersebut akan menjadi keputusan yang terbaik. Namun fakta yang ada saat ini adalah kaum profesional yang mengmbil keputusan hanya mementingkan kepentingan kelompok atau individu dalam pengambilan keputusan.
3.       Teknokratis
Masyarakat dianggap sebagai masyarakat yang modern, sehingga memiliki pemikiran yang terbuka. Dan juga dalam pengambilan sebuah keputusan harus didasari oleh alasan ilmiah yang kuat dan rasional. Sehingga masyarakat harus bersikap ilmiah pula.
4.       Rasionalitas
Keputusan sianggap benar jika keputusan didasari oleh proses yang benar. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
a.      Kejelasan masalah.
b.      Orientasi tujuan.
c.       Pengetahuan alternative.
d.      Preferensi yang jelas.
e.      Hasil maksimal.

Daqlam pengambilan keputusan model rasional terdapat pengambilan keputusan secara rasional terkekang, maksudnya adalah dalam pengambilan keputusan banyak faktor yang mempengaruhi seperti waktu yang terbatas, tekanan publik, dan lain-lain.

 Seperti contoh, Pada tahun 1998 terjadi tragedi yang bersejarah di Indonesia, yaitu demo besar-besaran oleh mahasiswa se-Indonesia untuk melawan dan menurunkan Presiden Soeharto. Pada saat itu Beliau tidak mengharapkan a lengser, namun karena kondisi masyarakat yang sudah tidak mendukungnya maka ia memutuskan untuk lengser. Ia beranggapan bahwa jika ia tetap mempertahannkan kedudukan maka akan terjadi pemberontakan dan membahayakan dirinya. Jadi dalam kasus ini Soeharto telah melakukan pengembilan keputusan rasional terkekang. Disisi lain ia tidak mengharapkan turun jabatan, namun disisi lain ia memang mau atau tidak mau haruys turun jabatan.

Teori Inkremental

Lindblom menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dalam administrasi publik sebagai sebuah proses yang berantakan (muddling through) atau proses perubahan keputusan yang terputus-putus (disjointed incrementalism). Yang dimaksud dengan muddling adalah perbandingan terbatas yang berturut-turut. Kebanyakan keputusan dibuat melalui proses muddling through ini.
1.       Hanya ada sebuah pilihan kebijakan yang sempit dan terbatas
2.       Pilihan hanya sedikit berbeda dengan situasi yang ada
3.       Pilihan dibentuk dengan membandingkan konsekuensi yang sebenarnya
4.       Mencoba-coba pilihan dan selanjutnya mengobservasi setiap konsekuensi yang ditimbulkan
5.       Jika konsekuensi yang diperoleh positif maka akan dilanjutkan dengan sedikit perubahan sedangkan jika konsekuensinya negatif maka pilihan lain akan dicoba
6.       Pendekatan ini sangat terkait dengan hasil dan upaya trial and error.

Menurut Lindblom ada banyak kebijakan yang sangat kompleks yang tidak tidak dapat ditangani dengan pendekatan rasional. Lebih lanjut Lindblom menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dibuat melalui berbagai cabang metode. Garbage can menerangkan mengapa sebuah solusi dibutuhkan untuk masalah-masalah yang sebenarnya tidak ada. Pendekatan ini juga menjelaskan mengapa sebuah pilihan dibuat tanpa menyelesaikan masalah, mengapa masalah tetap ada tanpa perlu diselesaikan serta mengapa hanya ada sedikit masalah yang dapat diselesaikan.

Selain itu, individu dan organisasi kadang perlu cara untuk melakukan hal-hal tanpa adanya alasan yang bagus. Tidak selalu, tidak juga biasanya, namun pada saat tertentu manusia perlu berperilaku sebelum mereka berpikir. Individu dan organisasi yang melakukan pendekatan grabage can ini dilatarbelakangi karena mereka memiliki:
1.       Permasalahan dalam preferensi, banyaknya ambiguisitas
2.       Teknologi yang tidak jelas, tidak ada hubungan antara penyebab dan efeknya
3.       Aliran partisipasi, anggota keluar masuk dengan cepat
Pendekatan ini berguna untuk memahami apa yang nampak dalam keputusan yang irasional. Beberapa keputusan tidak diawali dengan sebuah permasalah dan diakhiri dengan solusi. Kebijakan yang lahir dari pendekatan analisis kebijakan ini merupakan hasil dari kumpulan kajian beberapa kasus yang berdiri sendiri.

Contoh aplikasi:                                                                       
Di Indonesia, pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah yang berarti. Dengan adanya fakta tersebut maka pemerintah Indonesia memiliki beberapa kebijakan untuk berupaya menekan jumlah penduduk. Kebijakan tersebut seperti menggalakkan kembali program Keluarga Berencana yang sempat terhenti dan mulai dilaksanakan lagi pada tahun 2007, melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada semua aspek kehidupan bangsa baik itu pada bidang pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur dan pemberian pelayanan publik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah juga memiliki program transmigrasi, sehingga terjadi pemerataan jumlah penduduk di seluruh wilayah Indonesia. Sangat banyak kebijakan yang telah pemerintah Indonesia upayakan, namun masih saja pertumbuhan julmalh penduduk menjadi masalah.

0 komentar: