Blog Archive
-
▼
2015
(41)
-
▼
April
(14)
- Nilai UTS TAP
- Model Pengambilan Keputusan
- Kritik teori Rasionalitas Terkekang
- Teori Inkremental (Incremental Theory) Lindblom
- SOAL UTS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- Nilai UTS Manajemen organisasi nirlaba
- Perencanaan Pembangunan
- Tugas Teori Administrasi Publik
- theories of public management
- Postmodern Theory
- Teori Institusional
- Arti Penting Administrasi publik
- THEORIES OF BUREAUCRATIC POLITICS
- Pengganti Kuis TAP
-
▼
April
(14)
Selasa, 07 April 2015
Oleh: Nur Asih Winarti, Fatriany Maulyta
Rozi dan Ahmad Febrian Arahap
Peran dari Postmodern Theory
Teori postmodern
administrasi publik dapat dengan mudah dipahami sebagai antithesis dari positivism
dan logika dari objek ilmu sosial.Karena teori postmodern menolak banyak
pendapat epistemologis dasar tentang perilaku ilmu sosial, pada pokoknya hal
itu sulit menempatkan bagian pada teori postmodern. Teori postmodern
dipengeruhi oleh teori kelembagaan dan teori managemen publik, oleh karena itu
kita menilai hal tersebut sebagai hal yang memiliki hubungan yang erat
dengannya, sehingga dimasukkan dalam bab ini.
·
Organisasi, Humanisme dan Positivisme
Teori administrasi postmodern berasal dari pekerjaan perintis yaitu Chester
Barnard (1948) dan interpretasinya sebagai hasil dari percobaan Hawwthorne
(Roethlisberger dan Dickson 1939).Dalam perbedaanya terhadap tekanan atau
struktur organisasi formal dan prinsip-prinsip manajemen pada awal administrasi
publik, Barnard mendeskripsikan organisasi sebagai lingkungan sosial tingkat
tinggi dimana pekerjanya tertarik pada pengakuan dan dukungan psikologis dengan
gaji dan kondisi kerja yang menguntungkan.Dalam banyak setting, wajah informal
organisasi dalam kesehariannya menjadi lebih penting dibandingkan dengan
struktur birokrasi formal dalam hal kepuasan dan produktifitas pekerja.Konsep
Bernard kemudian disederhanakan dan diletakkan dalam konteks filosofis oleh
Douglas McGrenor (1960). McGrenor berargumen bahwa individu dalam organisasi
secara alami cenderung untuk bekerja, mencari tanggungjawabuntuk bekerjasama
menjadi produktif dan bangga akan pekerjaan mereka.
Pada akhir tahun 1960-an,
sekelompok ahli teori dalam pertemuannya di Syracuse University Minnowbrook Conference
Centre di Negara bagian New York menentang apa yang mereka percayai sebagai
klaim yang berlebihan terhadap keabsahan ilmiah dalam administrasi publik. Dari
konferensi Minnowbrook dan banyak pertemuan lain setelahnya, muncul satu set
konsep yang menentang pemikiran kolot/ortodok. Diantara konsep dan asumsi yang
muncul dari Minnowbrook dan apa yang mereka sebut dengan administrasi publik
baru, disebutkan inti dari administrasi publik post modern adalah sebagai
berikut :
1. Administrasi publik dan lembaga publik tidak dan tidak
akan bisa netral atau objektif.
2. Teknologi sering bersifat dehumanisasi
3. Hierarki birokrasi sering tidak efektif sebagai
strategi organisasi
4. Birokrasi cenderung berubah tujuan dan cenderung
bertahan
5. Kerjasama, konsensus dan demokrasi administrasi lebih
mungkin dibandingkan dengan menerapkan kekuasaan administrasi sederhana untuk
menghasilkan efektifitas organisasi
6. Konsep modern dari administrasi publik harus dibangun
pada postbehavioral dan logika positivist-lebih demokratis, adaptif, lebih
responsive terhadap perubahan sosial, ekonomi dan keadaan politik
(marini, 1971)
Dari tahun ke tahun
kelanjutan Minnowbrook, beberapa peserta yang berorientasi pada Humanistik
melanjutkan pertemuan, biasanya tidak terstruktur dan fungsinya lebih seperti
jaringan yang longgar daripada sebuah organisasi.
Pertemuan ini mengubah apa
yang sekarang disebut sebagai jaringan teori administrasi publik, atau PAT net.
Yaitu sebuah kelompok pelajar/sarjana yang diidentikkan dengan postpositivisme
dan sekarang dengan teori postmodern.
·
Perspektif Postmodern dalam Administrasi Publik
- Modernitas adalah penolakan pencerahan premodernitas
dan menggantinya dengan pengetahuan yang berdasarkan sains (ilmu). Semua disiplin
ilmu modern dan bidang sains berakar pada pencerahan dan sebuah epistomologi
yang berdasarkan observasi obyektif tentang fenomena dan deskripsi, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Epistemologi modernisme menganggap pola yang
terlihat, sebagai asosiasi yang bersifat positif dan rasional antara sarana dan
tujuan. Modernisme adalah mempelajari pengetahuan melalui alasan, dan
pengetahuan yang diperoleh, diasumsikan secara sederhana untuk menjadi faktual
dan benar.
- Untuk postmodernis, administrasi publik modern
didasarkan pada logika pencerahan. Fakta mewakili proposisi pengamatan,
dikarenakan pengamat fakta adalah pembawa cerita fakta, untuk postmodernis,
bahasa mempunyai peranan penting. Konstruksi sosial dari kenyataan didasarkan
bahasa, dan bahasa merupakan inti dari argumen postmodern. Jadi, dikatakan
bahwa teori administrasi publik pada
kenyataannya, merupakan bahasa administrasi publik.
- Postmodernis menggambarkan kehidupan modern sebagai
hiper reality(kenyataan yang hiper), sesuatu yang kabur antara nyata dan tidak
nyata. Postmodernitas adalah proses untuk menghancurkan makna.
- Modernitas juga dicirikan dalam postmodernitas sebagai
otoriter dan tidak adil. Kebanyakan bahasa postmodern berkaitan dengan
penyalahgunaan kekuasaan pemerintah, termasuk kekuatan birokrasi. Namun
demikian, postmodernis tidak salah mengenai kemiskinan, ketidakadilan, dan
ketidaksetaraan.
·
Partikularisme
Partikularisme harus dilakukan dengan penekanan pada
pemerintah dalam administrasi publik.Frederickson berpendapat untuk sebuah
konsepsi yang membedakan publik dari pemerintah “publik hidup secara independen
dari pemerintah, dan pemerintah hanya salah satu manifestasinya”.
Akhirnya, partikularisme dalam postmodernity terlalu
sibuk dengan efisiensi, kepemimpinan, menejemen dan organisasi.Saat ini,
penekanan pada kinerja menggambarkan sifat fungsional administrasi publik
modernis (Forsithe 2001).
·
Saintisme
Dimana-mana terbukti bahwa sains/ilmu telah banyak
dilakukan dengan mengembangkan teori administrasi publik kontemporer. Menurut
simon, ilmu merupakan bagian dasar dari apa yang sekarang digambarkan sebagai
kecerdasan artificial/buatan. Namun demikian, system komunikasi modern,
pembuatan robot, perjalanan udara masa sekarang, dan banyak bentuk praktek
medis modern, semuanya dibanguan atas logika ilmiah kecerdasan
artificial/buatan.
Sains juga digunakan secara lebih santai dalam
administrasi publik. Fakta sederhana bahwa sains digunakan dalam administrasi
publik dengan cara ini, menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk
semua disiplin ilmu modern dan bidang akademik.
Saat ini, administrasi publik masih berupa ilmu
pengetahuan dan seni, fakta dan nilai-nilai, Hamilton dan Jefferson, politik
dan administrasi, Simon dan Waldo. Meskipun karakterisasi sederhana, karya awal
simon dapat digambarkan sebagai administrasi publik yang sangat modern. Karena
pekerjaan Waldo selalu mempertanyakan keutamaan ilmu sosial objektif rasional,
Waldo bisa dianggap sebagai tokoh administrasi publik postmodern yang pertama.
·
Teknologisme
Administrasi umum selalu dikaitkan dengan dengan
cara-cara untuk mengatur dan mengelola.Didefinisikan dalam arti luas, ini
adalah teknologi administrasi publik. Banyak organisasi publik dan manajemen
berteknologi rendah, tetapi juga sangat banyak manajemen dan organisasi
institusi berteknologi tinggi (Farmer,1995,89).
·
Perusahaan/Enterprise
Selama bertahun-tahun, retorika telah berubah. Tahun
1990-an menciptakan kembali inisiatif pemerintah disemua tingkat pemerintahan,
menyerukan administrator publik untuk menjadi pengusaha dan untuk menerobos
birokrasi dengan membimbing sektor publik kearah yang lebih berorientasi
pelanggan, ide yang diambil langsung dari buku perusahaan (Osborne dan Gaebler
1992). Reinventor juga akan memperbaiki administrasi publik dengan menerapkan
konsep pasar seperti persaingan lembaga, lebih produktif melalui biaya khusus
dan privatisasi pelayanan publik.
Penekanan baru pada bisnis dan privatisasi juga telah
dikritik (Frederickson, 1999).kritik administrasi publik tentang penerapan ide
bisnis adalah bahwa konsep-konsep bisnis jarang dilakukan sehari-hari di sektor
publik.Tetapi ada kekuatan politik dan ekonomi yang kuat, yang pada umumnya
mendukung penerapan konsep-konsep bisnis untuk menejemen publik.
Perspektif postmodern, kritik dari administrasi publik
modernis meliputi:
1. Ketergantungan pada logika dan epistemologi ilmu
sosial obyektif rasional
2. Dukungan implisit diberikan kepada rezim otoriter dan
merupakan rezim yang tidak adil
3. Biasa kearah partikularisme Amerika
4. Lampiran yang terlalu besar itu harus meliputi
menejemen fungsional dan teknologi organisasi
5. Kesediaan untuk menjadi lebih dipengaruhi oleh logika
kapitalis dari perusahaan
·
Mencari Teori Administrasi Publik Postmodern
Administrasi publik
Postmodern harus dipahami sebagai meniadakan pola piker inti dari modernitas,
dan meniadakan asumsi pemikiran penting yang digarisbawahi selama lima abad
terakhir. Postmodernitas harus ditafsirkan sebagai snaggahan pola inti dari
ide-ide pandangan dunia yang berlaku umum atau filsafat hidup yang merupakan
modernitas
Administrasi publik dan
prakteknya didukung oleh narasi tertentu.Satu narasi merupakan tujuan teori
administrasi publik yang harus objektif.Narasi kedua adalah efisiensi dengan
tujuan yang layak dari praktek administrasi publik.
Ahli postmodern
mendekatkan efisiensi untuk menjadi bagian dari master narasi dan kemudian
mendekonstruksi narasi itu. Konsep kedua efisiensi dan aplikasi praktis
efisiensi seperti analisis biaya manfaat atau kinerja pengukuran.Intinya adalah
bahwa efisiensi hanya mewakili atau mensimulasikan beberapa fenomena actual
yang kita pilih untuk digambarkan sebagai efisiensi.
Efisiensi adalah bagus dan
inefisiensi adalah buruk.Dekonstruksi dalam bahasa postmodern, mirip dengan
kritik standar efisiensi sudah ditemukan dalam literature administrasi publik.
Contohnya adalah munculnya apa yang disebut manajemen publik baru. Dalam dialektika
laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan dalam administrasi publik.
·
Perspektif Feminis dalam Administrasi Publik
Sejak perempuan pertama
masuk dalam pemerintahan pada pertengahan abad ke-19, pengalaman hidup mereka
didalam lembaga umum pada dasarnya berbeda dari laki-laki. Perempuan dibayar
lebih sedikit, adanya pembagian pekerjaan rutin yang tidak proporsional,
perjuangan untuk mengakomodasi dirinya dalam praktek-praktek organisasi yang
didefinisikan untuk laki-laki, bagaimana untuk menyisihkan peran laki-laki
tanpa kehilangan pekerjaannya dan berjuang untuk menyeimbangkan tuntutan
bekerja dengan apa yang diharapkan dari mereka.
Parker berpendapat bahawa
dalam administrasi, proses lebih penting daripada hirarki dan otoritas, bahwa
pelaksanaan kekuasaan adalah fitur utama dari perilaku birokrasi, dan bahwa
pandangan analis realitas lebih merupakan menafsirkan fungsi dari pengalaman
praktis daripada mengejar temuan obyektif.Semua perspektif teoritis dianggap
lebih feminim daripada maskulin.
Dari perspektif feminis,
gambaran dari administrator publik sebagai pemandu, pahlawan, atau pemimpin
dengan profil tinggi.Penerapan keadilan, belas kasih, kebajikan, dan
berorientasi untuk kepentingan masyarakat dianggap lebih feminim.Perspektif
wanita pada administrasi Negara jauh lebih mungkin untuk dikembangkan dalam
kesekretariatan atau di meja petugas sosial ketimbang sebagai anggota “Layanan
Eksklusif Senior”.Pendekatan feminis dalam administrasi publik berarti mengacu
tempat wanita secara realistis dalam birokrasi dan hambatannya untuk
mendapatkan partisipasi.
·
Teori Postmodern dan Imajinasi
Imajinasi adalah penting dalam teori administrasi
publik postmodern karena menunjukkan perubahan, gambaran, allegory, cerita dan
permainan perumpamaan suatu peran utama pada apa yang dipikirkan manusia,
mengacu kepada imajinasi sebagai seni pada kreatifitas manajemen.
Versi kedua perspektif imajinasi dihubungkan dengan
kepemimpinan dan strategi manajemen.Ini adalah sebutan untuk para administrator
publik untuk memperbaiki kapasitasnya dalam melihat dari semua sudut pandang,
memiliki visi yang lebih besar dan menanggung resiko.
·
Perspektif Metodologi dan Kontribusi pada Pendekatan
Postmodern pada Bidangnya
Salah satu karakteristik dari teori administrasi
publik postmodern dilakukan dengan pendekatan metodologi.Postmodern menolak
empirisme dan dari objektivitas lebih empiris dalam metodologi kualitatif.
Perspektif metodologi postmodern termasuk pergantian
logika atau perhatian yang lebih besar untuk moral sebagai bagian dari
administrator publik.
Klaim postmodernitas yang benar bahwa semua tindakan
administrasi secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi yang lain dan
bahwa administrasi publik tradisional tersembunyi, mengeneralisasikan atau mempengaruhi
rasionalitas.
Dalam administrasi publik berdasarkan postmodernitas,
perhatian terhadap kebutuhan lain menjadi bergeser dari ide abstrak nonspesifik
menjadi kongkrit, hidup dan nyata.
1.2 Actor,
Institusi yang Terlibat dan Proses Kerja dari Postmodern Theory
1. Michel
Foucault (1926-1984)
Teoritis yang masuk sebagai pemikir
utama post modern adalah mereka yang dalam pemikirannya selain menentang narasi
besar, juga sudah menggunakan istila post modern untuk menendai pemikirannya.
Salah satu yang bisa dikatagorikan itu adalan michel focault, teoris perancis
yang merupakan tokoh penting post sturkturalis sekaligus juga post modernis.
2. Jean
Baudrillard (1929 – 1975)
Teoritisi postmodern
lain dari Eropa yang juga terkenal adalah Jean Baudrillard.Pemikir
kelahiran Reim,Perancis 29 Juli 1929 ini dikenal sebagai tokoh yang identik
dengan postmodernism dan post structuralism. Iamenuliskan karyanya
paling awal pada tahun 1960-an dengan berorientasi pada modernisme dan kritik
terhadapMarxian. Hingga tahun 1980-an ia belum menggunakan istilah post modernism.
Baru pada tahun 1983, Baudrillarddalam buku Simulation, melukiskan
secara tegas kehidupan post modern ditandai dengan
simulasi. Proses simulasimengarah pada penciptaan simulacra atau
reproduksi objek dan atau peristiwa.
3. Jacques
Lacan (1901 - 1999)
Teoritisi lain yang juga terkenal sebagai pemikir postmodernis adalah
Jacques Lacan. Ia merupakan salahsatu psikoanalisis Prancis yang memiliki
kontribusi pemikiran pada murid dan pengikutnya. Lacan menganggap
dirinyasebagai seorang psikoanalisis struktural, tapi dalam banyak hal
ide-idenya justru mengawali berakhirnyastrukturalisme dan munculnya
post-strukturalisme, juga post modernis. Pemikiran Lacan ditulis dalam buku Ecrits:
Aselection (1966/1977), Feminine Sexuality (1966/1977), The
Four Fundamental Concept of Psycho-analysis (1973/1977) dan The Ethics
of Psychoanalysis (1982/1992).
4. Jacques
Derrida (1930 – 2004)
Teoritisi post-strukturalis lain yang sangat terkenal dan juga masuk dalam
pemikir postmodern adalahJacques Derrida.Ia adalah salah satu murid Foucault,
tak jauh beda dengan gurunya yang ingin menulis sebuahsejarah kegilaan dengan
pembahasan bahasa kewarasan (reason). Kalau strukturalisme semiotika menganggapindividu
dikendalikan oleh struktur bahasa, maka dekonstruksi Derida menurunkan peran
bahasa hanya sekedar ”tulisan” semata, yang tidak memaksa
penggunanya. Bahkan institusi sosial-pun menurut Derida tak
lebih hanya sebagai “teks” dan karena itu tak mampu memaksa
orang. Disitulah Derrida melakukan dekonstruksi terhadap bahasa
dan institusi sosial yang kesemuanya hanya diperlakukan sebagai teks.
Istilah dekonstruksi (deconstruction) menjadi key word pemikiran
dari Derrida, yang memperlakukan semua realitas sosial sebagai teks.
5.
Jean Francois Lyotard (1928 – 1998)
Selain tokoh-tokoh yang sudah diaungkapkan di muka, ada salah satu pemikir post
modern yang lain yangtak kalah pentingnya, yaitu Jean Francois Lyotard.
Teori postmodern semakin jelas setelah Lyotard tahun
1979menulis dalam bahasa Inggris dengan judul The Postmodern Condition Sebagaimana
tokoh-tokoh lain postmodern, Lyotard juga menolak gagasan tentang narasi besar
atau metanarative, makanya oleh Mirchandani ia jugadimasukkan
sebagai pemikir epistimologi postmodernis. Sejak awal Lyotard
menganggap dirinya sebagaipostmodernis, makanya seperti yang dilakukan
Foucault, Lyotard juga mengutib Nietzsche, dalam bukunya The GreyScience (1882), yang
menganggap narasi besar peradaban Barat telah ambruk saat itu.
6.
Fredric Jameson (1934 – 1984)
Kalau sebagian besar teoritisi postmodern berasal dari Eropa (terutama
Perancis), maka ada beberapa pemikir postmodern yang berasal
dari Amerika Serikat, salah satunya adalah Fredric Jameson.Dia
adalah teoritisikelahiran Cleveland, Ohio, dan menyelesaikan program master dan
doktornya di Yale University, artinya dia benar-benar murni lahir dan dididik
di Amerika Serikat.Tahun 1984 Jameson menulis
Postmodernism, or the Cultural Logicof Late Capitalism dalam Jurnal New Left
Review 146 (July Aug 1984).30Judul ini jelas
menunjukkan pendirianMarxian dari pemikiran Jameson.Menurutnya, kapitalisme yang kini dalam fase “lanjutan” masih terus
menjadi gambaran dominan dalam kehidupan sekarang, tetapi telah
menimbulkan logika kultural baru yaitu postmodernism.Ia istilahkan dalam
sub judul makalahnya dengan Postmodernism as Cultural Dominant.
7.
Richard Rorty (1931 – 1979)
Pemikir
postmodern dari Amerika Serikat selain Fredric
Jameson adalah Richard Rorty.Teoritisi ini dikenalsebagai filosof
postmodernis Amerika Serikat terkemuka. Ia lahir di New York City, 4 Oktober
1931, dia memperolehgelar Master dari University of Chicacgo, dan doktor di
Yale University, sekolah yang sama dengan Jameson. Rorty sepakat
dengan kritik Nietzschean terhadap konsep - konsep metafisik seperti ”kebenaran”, identitas dan pengetahuan.
Rorty tidak setuju dengan gagasan bahwa ilmu pengetahuan sebagai representasi
yang akurat,karenanya teori representasi umum menurutnya perlu ditinggalkan,
karenanya ia mengajukan dekonstruksi teorirepresentasi, khususnya dalam hal
citra hakekat cermin. Itulah yang dia tulis dalam Philosophy and the Mirror
ofNature (1979).
8.
Daniel Bell (1919 – 1973)
Selain Jameson, dan Rorty, filosof postmodern dari Amerika yang lainnya
adalah
Daniel Bell, profesoremiritus dari Harvard University. Bell lahir 10 mei
1919 dan menjadi sosiolog setelah memperolah doktor di American Academic of Art
and Science. Awalnya dia mengajar di Columbia Unversity, namun kemudian ia
pindah ke Harvardsampai pensiun. Bell terkenal dalam bahasannya pada masyarakat
post-industri. Ia berupaya mempersembahkannarasi untuk pembangunan, khususnya
di Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, bahkan (dulunya) Uni Soviet.Bell
membagi perubahan sosial dari praindustri, industrial, dan postindustri. Ada
tiga jenis pemisahan dalamtiga jenis masyarakat ini.Sebagai contoh, dalam
hubungannya dengan pekerjaan, masyarakat praindustrialdidominasi oleh para
petani, penambang, nelayan, dan para pekerja tanpa keahlian.Masyarakat industri
didominasioleh para pekerja dan ahli mesin berkeahlian minim.Sedang masyarakat
postindustri didominasi para ilmuwan teknis dan profesional.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Izin share yah Bapak/Ibu Nur Asih Winarti, Fatriany Maulyta Rozi dan Ahmad Febrian Harahap... buat bikin tugas... terima kasih banyak... semoga semua kebaikan Bapak dan Ibu mendapat pengganti yang lebih baik dari Allah SWT... amiin
Iya, semoga bermanfaat.
Posting Komentar