Selasa, 07 April 2015


 Oleh: Nur Asih Winarti, Fatriany Maulyta Rozi dan Ahmad Febrian Arahap






Peran dari Postmodern Theory
Teori postmodern administrasi publik dapat dengan mudah dipahami sebagai antithesis dari positivism dan logika dari objek ilmu sosial.Karena teori postmodern menolak banyak pendapat epistemologis dasar tentang perilaku ilmu sosial, pada pokoknya hal itu sulit menempatkan bagian pada teori postmodern. Teori postmodern dipengeruhi oleh teori kelembagaan dan teori managemen publik, oleh karena itu kita menilai hal tersebut sebagai hal yang memiliki hubungan yang erat dengannya, sehingga dimasukkan dalam bab ini.
·         Organisasi, Humanisme dan Positivisme
Teori administrasi postmodern berasal dari pekerjaan perintis yaitu Chester Barnard (1948) dan interpretasinya sebagai hasil dari percobaan Hawwthorne (Roethlisberger dan Dickson 1939).Dalam perbedaanya terhadap tekanan atau struktur organisasi formal dan prinsip-prinsip manajemen pada awal administrasi publik, Barnard mendeskripsikan organisasi sebagai lingkungan sosial tingkat tinggi dimana pekerjanya tertarik pada pengakuan dan dukungan psikologis dengan gaji dan kondisi kerja yang menguntungkan.Dalam banyak setting, wajah informal organisasi dalam kesehariannya menjadi lebih penting dibandingkan dengan struktur birokrasi formal dalam hal kepuasan dan produktifitas pekerja.Konsep Bernard kemudian disederhanakan dan diletakkan dalam konteks filosofis oleh Douglas McGrenor (1960). McGrenor berargumen bahwa individu dalam organisasi secara alami cenderung untuk bekerja, mencari tanggungjawabuntuk bekerjasama menjadi produktif dan bangga akan pekerjaan mereka.
            Pada akhir tahun 1960-an, sekelompok ahli teori dalam pertemuannya di Syracuse University Minnowbrook Conference Centre di Negara bagian New York menentang apa yang mereka percayai sebagai klaim yang berlebihan terhadap keabsahan ilmiah dalam administrasi publik. Dari konferensi Minnowbrook dan banyak pertemuan lain setelahnya, muncul satu set konsep yang menentang pemikiran kolot/ortodok. Diantara konsep dan asumsi yang muncul dari Minnowbrook dan apa yang mereka sebut dengan administrasi publik baru, disebutkan inti dari administrasi publik post modern adalah sebagai berikut :
1.      Administrasi publik dan lembaga publik tidak dan tidak akan bisa netral atau objektif.
2.      Teknologi sering bersifat dehumanisasi
3.      Hierarki birokrasi sering tidak efektif sebagai strategi organisasi
4.      Birokrasi cenderung berubah tujuan dan cenderung bertahan
5.      Kerjasama, konsensus dan demokrasi administrasi lebih mungkin dibandingkan dengan menerapkan kekuasaan administrasi sederhana untuk menghasilkan efektifitas organisasi
6.      Konsep modern dari administrasi publik harus dibangun pada postbehavioral dan logika positivist-lebih demokratis, adaptif, lebih responsive terhadap perubahan sosial, ekonomi dan keadaan politik
(marini, 1971)
            Dari tahun ke tahun kelanjutan Minnowbrook, beberapa peserta yang berorientasi pada Humanistik melanjutkan pertemuan, biasanya tidak terstruktur dan fungsinya lebih seperti jaringan yang longgar daripada sebuah organisasi.
            Pertemuan ini mengubah apa yang sekarang disebut sebagai jaringan teori administrasi publik, atau PAT net. Yaitu sebuah kelompok pelajar/sarjana yang diidentikkan dengan postpositivisme dan sekarang dengan teori postmodern.

·         Perspektif Postmodern dalam Administrasi Publik
-      Modernitas adalah penolakan pencerahan premodernitas dan menggantinya dengan pengetahuan yang berdasarkan sains (ilmu). Semua disiplin ilmu modern dan bidang sains berakar pada pencerahan dan sebuah epistomologi yang berdasarkan observasi obyektif tentang fenomena dan deskripsi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Epistemologi modernisme menganggap pola yang terlihat, sebagai asosiasi yang bersifat positif dan rasional antara sarana dan tujuan. Modernisme adalah mempelajari pengetahuan melalui alasan, dan pengetahuan yang diperoleh, diasumsikan secara sederhana untuk menjadi faktual dan benar.
-      Untuk postmodernis, administrasi publik modern didasarkan pada logika pencerahan. Fakta mewakili proposisi pengamatan, dikarenakan pengamat fakta adalah pembawa cerita fakta, untuk postmodernis, bahasa mempunyai peranan penting. Konstruksi sosial dari kenyataan didasarkan bahasa, dan bahasa merupakan inti dari argumen postmodern. Jadi, dikatakan bahwa teori  administrasi publik pada kenyataannya, merupakan bahasa administrasi publik.
-      Postmodernis menggambarkan kehidupan modern sebagai hiper reality(kenyataan yang hiper), sesuatu yang kabur antara nyata dan tidak nyata. Postmodernitas adalah proses untuk menghancurkan makna.
-      Modernitas juga dicirikan dalam postmodernitas sebagai otoriter dan tidak adil. Kebanyakan bahasa postmodern berkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan pemerintah, termasuk kekuatan birokrasi. Namun demikian, postmodernis tidak salah mengenai kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan.

·         Partikularisme
Partikularisme harus dilakukan dengan penekanan pada pemerintah dalam administrasi publik.Frederickson berpendapat untuk sebuah konsepsi yang membedakan publik dari pemerintah “publik hidup secara independen dari pemerintah, dan pemerintah hanya salah satu manifestasinya”.
Akhirnya, partikularisme dalam postmodernity terlalu sibuk dengan efisiensi, kepemimpinan, menejemen dan organisasi.Saat ini, penekanan pada kinerja menggambarkan sifat fungsional administrasi publik modernis (Forsithe 2001).

·         Saintisme
Dimana-mana terbukti bahwa sains/ilmu telah banyak dilakukan dengan mengembangkan teori administrasi publik kontemporer. Menurut simon, ilmu merupakan bagian dasar dari apa yang sekarang digambarkan sebagai kecerdasan artificial/buatan. Namun demikian, system komunikasi modern, pembuatan robot, perjalanan udara masa sekarang, dan banyak bentuk praktek medis modern, semuanya dibanguan atas logika ilmiah kecerdasan artificial/buatan.
Sains juga digunakan secara lebih santai dalam administrasi publik. Fakta sederhana bahwa sains digunakan dalam administrasi publik dengan cara ini, menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk semua disiplin ilmu modern dan bidang akademik.
Saat ini, administrasi publik masih berupa ilmu pengetahuan dan seni, fakta dan nilai-nilai, Hamilton dan Jefferson, politik dan administrasi, Simon dan Waldo. Meskipun karakterisasi sederhana, karya awal simon dapat digambarkan sebagai administrasi publik yang sangat modern. Karena pekerjaan Waldo selalu mempertanyakan keutamaan ilmu sosial objektif rasional, Waldo bisa dianggap sebagai tokoh administrasi publik postmodern yang pertama.

·         Teknologisme
Administrasi umum selalu dikaitkan dengan dengan cara-cara untuk mengatur dan mengelola.Didefinisikan dalam arti luas, ini adalah teknologi administrasi publik. Banyak organisasi publik dan manajemen berteknologi rendah, tetapi juga sangat banyak manajemen dan organisasi institusi berteknologi tinggi (Farmer,1995,89).

·         Perusahaan/Enterprise
Selama bertahun-tahun, retorika telah berubah. Tahun 1990-an menciptakan kembali inisiatif pemerintah disemua tingkat pemerintahan, menyerukan administrator publik untuk menjadi pengusaha dan untuk menerobos birokrasi dengan membimbing sektor publik kearah yang lebih berorientasi pelanggan, ide yang diambil langsung dari buku perusahaan (Osborne dan Gaebler 1992). Reinventor juga akan memperbaiki administrasi publik dengan menerapkan konsep pasar seperti persaingan lembaga, lebih produktif melalui biaya khusus dan privatisasi pelayanan publik.
Penekanan baru pada bisnis dan privatisasi juga telah dikritik (Frederickson, 1999).kritik administrasi publik tentang penerapan ide bisnis adalah bahwa konsep-konsep bisnis jarang dilakukan sehari-hari di sektor publik.Tetapi ada kekuatan politik dan ekonomi yang kuat, yang pada umumnya mendukung penerapan konsep-konsep bisnis untuk menejemen publik.
Perspektif postmodern, kritik dari administrasi publik modernis meliputi:
1.      Ketergantungan pada logika dan epistemologi ilmu sosial obyektif rasional
2.      Dukungan implisit diberikan kepada rezim otoriter dan merupakan rezim yang tidak adil
3.      Biasa kearah partikularisme Amerika
4.      Lampiran yang terlalu besar itu harus meliputi menejemen fungsional dan teknologi organisasi
5.      Kesediaan untuk menjadi lebih dipengaruhi oleh logika kapitalis dari perusahaan

·         Mencari Teori Administrasi Publik Postmodern
            Administrasi publik Postmodern harus dipahami sebagai meniadakan pola piker inti dari modernitas, dan meniadakan asumsi pemikiran penting yang digarisbawahi selama lima abad terakhir. Postmodernitas harus ditafsirkan sebagai snaggahan pola inti dari ide-ide pandangan dunia yang berlaku umum atau filsafat hidup yang merupakan modernitas
            Administrasi publik dan prakteknya didukung oleh narasi tertentu.Satu narasi merupakan tujuan teori administrasi publik yang harus objektif.Narasi kedua adalah efisiensi dengan tujuan yang layak dari praktek administrasi publik.
            Ahli postmodern mendekatkan efisiensi untuk menjadi bagian dari master narasi dan kemudian mendekonstruksi narasi itu. Konsep kedua efisiensi dan aplikasi praktis efisiensi seperti analisis biaya manfaat atau kinerja pengukuran.Intinya adalah bahwa efisiensi hanya mewakili atau mensimulasikan beberapa fenomena actual yang kita pilih untuk digambarkan sebagai efisiensi.
            Efisiensi adalah bagus dan inefisiensi adalah buruk.Dekonstruksi dalam bahasa postmodern, mirip dengan kritik standar efisiensi sudah ditemukan dalam literature administrasi publik. Contohnya adalah munculnya apa yang disebut manajemen publik baru. Dalam dialektika laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan dalam administrasi publik.
·         Perspektif Feminis dalam Administrasi Publik
            Sejak perempuan pertama masuk dalam pemerintahan pada pertengahan abad ke-19, pengalaman hidup mereka didalam lembaga umum pada dasarnya berbeda dari laki-laki. Perempuan dibayar lebih sedikit, adanya pembagian pekerjaan rutin yang tidak proporsional, perjuangan untuk mengakomodasi dirinya dalam praktek-praktek organisasi yang didefinisikan untuk laki-laki, bagaimana untuk menyisihkan peran laki-laki tanpa kehilangan pekerjaannya dan berjuang untuk menyeimbangkan tuntutan bekerja dengan apa yang diharapkan dari mereka.
            Parker berpendapat bahawa dalam administrasi, proses lebih penting daripada hirarki dan otoritas, bahwa pelaksanaan kekuasaan adalah fitur utama dari perilaku birokrasi, dan bahwa pandangan analis realitas lebih merupakan menafsirkan fungsi dari pengalaman praktis daripada mengejar temuan obyektif.Semua perspektif teoritis dianggap lebih feminim daripada maskulin.
            Dari perspektif feminis, gambaran dari administrator publik sebagai pemandu, pahlawan, atau pemimpin dengan profil tinggi.Penerapan keadilan, belas kasih, kebajikan, dan berorientasi untuk kepentingan masyarakat dianggap lebih feminim.Perspektif wanita pada administrasi Negara jauh lebih mungkin untuk dikembangkan dalam kesekretariatan atau di meja petugas sosial ketimbang sebagai anggota “Layanan Eksklusif Senior”.Pendekatan feminis dalam administrasi publik berarti mengacu tempat wanita secara realistis dalam birokrasi dan hambatannya untuk mendapatkan partisipasi.

·         Teori Postmodern dan Imajinasi
Imajinasi adalah penting dalam teori administrasi publik postmodern karena menunjukkan perubahan, gambaran, allegory, cerita dan permainan perumpamaan suatu peran utama pada apa yang dipikirkan manusia, mengacu kepada imajinasi sebagai seni pada kreatifitas manajemen.
Versi kedua perspektif imajinasi dihubungkan dengan kepemimpinan dan strategi manajemen.Ini adalah sebutan untuk para administrator publik untuk memperbaiki kapasitasnya dalam melihat dari semua sudut pandang, memiliki visi yang lebih besar dan menanggung resiko.
·         Perspektif Metodologi dan Kontribusi pada Pendekatan Postmodern pada Bidangnya
Salah satu karakteristik dari teori administrasi publik postmodern dilakukan dengan pendekatan metodologi.Postmodern menolak empirisme dan dari objektivitas lebih empiris dalam metodologi kualitatif.
Perspektif metodologi postmodern termasuk pergantian logika atau perhatian yang lebih besar untuk moral sebagai bagian dari administrator publik.
Klaim postmodernitas yang benar bahwa semua tindakan administrasi secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi yang lain dan bahwa administrasi publik tradisional tersembunyi, mengeneralisasikan atau mempengaruhi rasionalitas.
Dalam administrasi publik berdasarkan postmodernitas, perhatian terhadap kebutuhan lain menjadi bergeser dari ide abstrak nonspesifik menjadi kongkrit, hidup dan nyata.

1.2  Actor, Institusi yang Terlibat dan Proses Kerja dari Postmodern Theory

1.      Michel Foucault (1926-1984)
Teoritis yang masuk sebagai pemikir utama post modern adalah mereka yang dalam pemikirannya selain menentang narasi besar, juga sudah menggunakan istila post modern untuk menendai pemikirannya. Salah satu yang bisa dikatagorikan itu adalan michel focault, teoris perancis yang merupakan tokoh penting post sturkturalis sekaligus juga post modernis.

2.      Jean Baudrillard (1929 – 1975)
Teoritisi postmodern lain dari Eropa yang juga terkenal adalah Jean Baudrillard.Pemikir kelahiran Reim,Perancis 29 Juli 1929 ini dikenal sebagai tokoh yang identik dengan postmodernism dan post structuralism. Iamenuliskan karyanya paling awal pada tahun 1960-an dengan berorientasi pada modernisme dan kritik terhadapMarxian. Hingga tahun 1980-an ia belum menggunakan istilah post modernism. Baru pada tahun 1983, Baudrillarddalam buku Simulation, melukiskan secara tegas kehidupan post modern ditandai dengan simulasi. Proses simulasimengarah pada penciptaan simulacra atau reproduksi objek dan atau peristiwa.

3.      Jacques Lacan (1901 - 1999)
Teoritisi lain yang juga terkenal sebagai pemikir postmodernis adalah Jacques Lacan. Ia merupakan salahsatu psikoanalisis Prancis yang memiliki kontribusi pemikiran pada murid dan pengikutnya. Lacan menganggap dirinyasebagai seorang psikoanalisis struktural, tapi dalam banyak hal ide-idenya justru mengawali berakhirnyastrukturalisme dan munculnya post-strukturalisme, juga post modernis. Pemikiran Lacan ditulis dalam buku Ecrits: Aselection (1966/1977), Feminine Sexuality (1966/1977), The Four Fundamental Concept of Psycho-analysis (1973/1977) dan The Ethics of Psychoanalysis (1982/1992).

4.      Jacques Derrida (1930 – 2004)
Teoritisi post-strukturalis lain yang sangat terkenal dan juga masuk dalam pemikir postmodern adalahJacques Derrida.Ia adalah salah satu murid Foucault, tak jauh beda dengan gurunya yang ingin menulis sebuahsejarah kegilaan dengan pembahasan bahasa kewarasan (reason). Kalau strukturalisme semiotika menganggapindividu dikendalikan oleh struktur bahasa, maka dekonstruksi Derida menurunkan peran bahasa hanya sekedar ”tulisan” semata, yang tidak memaksa penggunanya. Bahkan institusi sosial-pun menurut Derida tak lebih hanya sebagai “teks” dan karena itu tak mampu memaksa orang. Disitulah Derrida melakukan dekonstruksi terhadap bahasa
dan institusi sosial yang kesemuanya hanya diperlakukan sebagai teks. Istilah dekonstruksi (deconstruction) menjadi key word pemikiran dari Derrida, yang memperlakukan semua realitas sosial sebagai teks.


5.      Jean Francois Lyotard (1928 – 1998)
Selain tokoh-tokoh yang sudah diaungkapkan di muka, ada salah satu pemikir post modern yang lain yangtak kalah pentingnya, yaitu Jean Francois Lyotard. Teori postmodern semakin jelas setelah Lyotard tahun 1979menulis dalam bahasa Inggris dengan judul The Postmodern Condition Sebagaimana tokoh-tokoh lain postmodern, Lyotard juga menolak gagasan tentang narasi besar atau metanarative, makanya oleh Mirchandani ia jugadimasukkan sebagai pemikir epistimologi postmodernis. Sejak awal Lyotard menganggap dirinya sebagaipostmodernis, makanya seperti yang dilakukan Foucault, Lyotard juga mengutib Nietzsche, dalam bukunya The GreyScience (1882), yang menganggap narasi besar peradaban Barat telah ambruk saat itu.

6.      Fredric Jameson (1934 – 1984)
Kalau sebagian besar teoritisi postmodern berasal dari Eropa (terutama Perancis), maka ada beberapa pemikir postmodern yang berasal dari Amerika Serikat, salah satunya adalah Fredric Jameson.Dia adalah teoritisikelahiran Cleveland, Ohio, dan menyelesaikan program master dan doktornya di Yale University, artinya dia benar-benar murni lahir dan dididik di Amerika Serikat.Tahun 1984 Jameson menulis
Postmodernism, or the Cultural Logicof Late Capitalism dalam Jurnal New Left Review 146 (July Aug 1984).30Judul ini jelas menunjukkan pendirianMarxian dari pemikiran Jameson.Menurutnya, kapitalisme yang kini dalam fase “lanjutan” masih terus menjadi gambaran dominan dalam kehidupan sekarang, tetapi telah menimbulkan logika kultural baru yaitu postmodernism.Ia istilahkan dalam sub judul makalahnya dengan Postmodernism as Cultural Dominant.

7.      Richard Rorty (1931 – 1979)
Pemikir postmodern dari Amerika Serikat selain Fredric Jameson adalah Richard Rorty.Teoritisi ini dikenalsebagai filosof postmodernis Amerika Serikat terkemuka. Ia lahir di New York City, 4 Oktober 1931, dia memperolehgelar Master dari University of Chicacgo, dan doktor di Yale University, sekolah yang sama dengan Jameson. Rorty sepakat dengan kritik Nietzschean terhadap konsep - konsep metafisik seperti ”kebenaran”, identitas dan pengetahuan. Rorty tidak setuju dengan gagasan bahwa ilmu pengetahuan sebagai representasi yang akurat,karenanya teori representasi umum menurutnya perlu ditinggalkan, karenanya ia mengajukan dekonstruksi teorirepresentasi, khususnya dalam hal citra hakekat cermin. Itulah yang dia tulis dalam Philosophy and the Mirror ofNature (1979).

8.      Daniel Bell (1919 – 1973)
Selain Jameson, dan Rorty, filosof postmodern dari Amerika yang lainnya adalah
Daniel Bell, profesoremiritus dari Harvard University. Bell lahir 10 mei 1919 dan menjadi sosiolog setelah memperolah doktor di American Academic of Art and Science. Awalnya dia mengajar di Columbia Unversity, namun kemudian ia pindah ke Harvardsampai pensiun. Bell terkenal dalam bahasannya pada masyarakat post-industri. Ia berupaya mempersembahkannarasi untuk pembangunan, khususnya di Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, bahkan (dulunya) Uni Soviet.Bell membagi perubahan sosial dari praindustri, industrial, dan postindustri. Ada tiga jenis pemisahan dalamtiga jenis masyarakat ini.Sebagai contoh, dalam hubungannya dengan pekerjaan, masyarakat praindustrialdidominasi oleh para petani, penambang, nelayan, dan para pekerja tanpa keahlian.Masyarakat industri didominasioleh para pekerja dan ahli mesin berkeahlian minim.Sedang masyarakat postindustri didominasi para ilmuwan teknis dan profesional.




2 komentar:

Unknown mengatakan...

Izin share yah Bapak/Ibu Nur Asih Winarti, Fatriany Maulyta Rozi dan Ahmad Febrian Harahap... buat bikin tugas... terima kasih banyak... semoga semua kebaikan Bapak dan Ibu mendapat pengganti yang lebih baik dari Allah SWT... amiin

kuliahpublik.blogspot.com mengatakan...

Iya, semoga bermanfaat.