Blog Archive
-
▼
2015
(41)
-
▼
April
(14)
- Nilai UTS TAP
- Model Pengambilan Keputusan
- Kritik teori Rasionalitas Terkekang
- Teori Inkremental (Incremental Theory) Lindblom
- SOAL UTS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- Nilai UTS Manajemen organisasi nirlaba
- Perencanaan Pembangunan
- Tugas Teori Administrasi Publik
- theories of public management
- Postmodern Theory
- Teori Institusional
- Arti Penting Administrasi publik
- THEORIES OF BUREAUCRATIC POLITICS
- Pengganti Kuis TAP
-
▼
April
(14)
Selasa, 28 April 2015
Perhatikan
wacana dari berita berikut ini :
Liputan6.com,
Jakarta - Pemerintah dinilai bingung menetapkan kebijakan Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi, antara menerapkan rekomendasi Tim Reformasi Tata
Kelola Minyak dan Gas Bumi soal penghapusan premium atau setara Ron 88 dan harga baru. Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano
Zakaria mengatakan, pemerintah semakin bingung, antara mengikuti rekomendasi
tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi secara apa adanya, menerapkan
rekomendasi dengan modifikasi, atau menerapkan secara bertahap. Lantaran, belum
ada keputusan tentang dijalankannya rekomendasi. Ia menambahkan, Pemerintah
pun memaksakan ada perubahan strategi mulai 1 Januari 2015, namun
terkesan sangat belum siap. "Meski belum dikaji secara komprehensif,
namun kelihatannya Pemerintah seperti telah mengambil arah secara
gegabah," kata Sofyano, di Jakarta, Selasa (30/12/2014). Ia memperkirakan,
langkah yang diambil pemerintah mengubah kebijakan harga BBM yang baru adalah
dengan melepas harga ke pasar atau tanpa disubsidi seperti Pertamax untuk BBM
jenis premium. "Menghapus subsidi untuk BBM Premium RON 88 atau BBM
RON 92, pada dasarnya pula melanggar UU Migas, karena sesuai Keputusan
Mahkamah Konstitusi bahwa Pemerintah tetap bertanggung jawab atas harga BBM
bagi golongan masyarakat tertentu, " paparnya. Perkiraan kedua adalah,
pemerintah akan menerapkan subsidi BBM tetap.
Jika hal tersebut benar diterapkan, yang menjadi kekhawatiran saat harga minyak
kembali melambung. Lantaran, subsidi tetap dapat membuat beban perubahan harga
diserahkan ke rakyat karena pemerintah hanya mematok subsidi dengan nominal
tertentu. "Jika harga minyak kembali melambung setidaknya ke posisi diatas
US$ 90 per barel ditambah melemahnya Rupiah , maka rakyat harus pula
membayar harga BBM di atas harga subsidi seperti yang berlaku selama ini.
Apalagi jika BBM subsidi telah ditetapkan Pemerintah dengan BBM RON 92, ini
niscaya akan lebih memberatkan masyarakat," pungkasnya.
Dari wacana tersebut, ada apa sebenarnya dengan
masalah kebijakan BBM di Indonesia? Coba petakan masalahnya dengan (pohon
masalah atau fishbone atau fase masalah William dunn—pilih salah satu--) lalu
analisislah keputusan yang diambil oleh pemerintah, sudah tepat atau belum jika
putusan tersebut benar-benar diimplementasikan. Gunakan teori-teori pengambilan
keputusan sebagai pisau analisis.
Aturan teknis:
Ketik analisis anda di kertas A4, TNR 12, margin
2,2,2,2. Minimal 8 halaman spasi 1 (termasuk sumber referensi). Kerjakan dengan
format penulisan essay atau opini
koran (bukan makalah per BAB). Nama anda ditulis dibawah judul (bukan khusus 1
halaman sendiri).
Hasil analisis hanya dikirim ke email tugaspublik@gmail.com. Dikerjakan dengan
bahasa sendiri, jika 50% tulisan anda copas maka UTS dianggap NOL. Kirimkan paling lambat sabtu (2/5/2015)
pukul 12.00 wib. Tidak ada alasan keterlambatan.
Terimakasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
mana soal pak
Posting Komentar